Mungkin kancamuda purwokerto kuliahnya semester ahir ? semester ahirnya gak usah disebutin yaa, pokoknya ahir aja, hehhe. Sebentar lagi mau gak mau harus mulai menyusun skripsi, mulai dari menyusun judulnya, bahkan judulnya saja bisa harus berkali-kali revisi.
Mengingat segera lulus dan dapat ijazah, banyak pengorbanan yang dilakukan, kuliah bayarnya mahal pula. Eh, jika kamu merasa pusing sama nasib skripsimu, boleh deh mengulik budaya Banyumas yang dijadikan bahan skripsi, berikut pemaparanya tentang kesenian ujungan:
Baca Juga: Ini 7 wisata Seni membuat kamu jatuh cinta Akan Budaya Banyumas
Baca Juga: Ini 7 wisata Seni membuat kamu jatuh cinta Akan Budaya Banyumas
Nofa Rina Anggraeni
NIM 08209241006
Program Studi Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
PERUBAHAN FUNGSI KESENIAN UJUNGAN DI DESA PELANA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perubahan fungsi kesenian Ujungan yang merupakan upacara ritual meminta hujan bagi masyarakat di desa Pelana kecamatan Somagede kabupaten Banyumas, pertama kali Ujungan dilakukan pada sekitar tahun 1950an, awal mula lahirnya kesenian Ujungan berfungsi sebagai ritual upacara permohonan minta hujan kepada Tuhan pada saat terjadinya kemarau panjang di desa Pelana. Dalam perjalanan kehidupannya, kesenian tersebut mengalami perubahan fungsi, hal ini disebabkan oleh adanya tingkat pendidikan dan pola pikir masyarakat yang mengalami kemajuan.
Sejak tahun 2006 kesenian Ujungan mengalami perubahan fungsi dari ritual upacara berubah menjadi seni pertunjukan yang bertujuan untuk hiburan masyarakat. Adanya perubahan fungsi pada kesenian Ujungan mendapat berbagai tanggapan dan pendapat dari masyarakat. Tanggapan tersebut sebagian besar menilai bahwa perubahan yang terjadi dalam kesenian Ujungan merupakan hal yang positif agar kesenian tersebut dapat lebih berkembang dan tetap dipertahankan keberadaannya.
25 Januari 2013. Baca Skripsi Nofa Rina Anggraeni
Ariska Kusuma Wardani
NIM : 2501404026
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
UJUNGAN SEBAGAI SARANA UPACARA MINTA HUJAN DI DESA GUMELEM KULON, KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA
Tujuan penelitian:
- Mendiskripsikan penyelenggaraan ujungan di desa Gumelem Kulon,Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
- Mendiskripsikan bentuk sajian ujungan di desa Gumelem Kulon,Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Hasil penelitian menunjukan bahwa di dalam ujungan mengandung seni,olahraga, dan upacara ritual. Ada lima faktor yang berpengaruh terhadapkeberadaan ujungan yaitu faktor demografi, penduduk, pendidikan, agama, danmata pencaharian. Ujungan dilaksanakan pada tiap terjadi kemarau panjang dandilaksanakan pada akhir mangsa kapat atau awal mangsa kalima (akhir September atau awal Oktober). Pelaksanaan ujungan dilakukan dengan cara adu fisik antaradua orang pria dewasa dengan bersenjatakan ujung (rotan pemukul). Adu fisikdalam ujungan sesungguhnya merupakan proses ritual tradisional yang bertujuan untuk meminta hujan.
Pada awal datangnya hujan mereka yang terlibat dalam penyelenggaraan ujungan berkumpul di salah satu rumah atau fasilitas umum milik desa untuk mengadakan slametan. Adapun jenis makanan yang lazim disajikan pada acara slametan yang disebut tumpeng, antara lain : 1. Nasi tumpeng 2. Ayam goreng 3. Kuluban (gudangan) 4. Telur rebus 5. Tahu bacem