Pembalap asal Ajibarang Banyumas yang sudah menetap/tinggal di Jakarta, Wahyu Aji Trilaksana menjuarai di Asia Road Racing Championship (ARRC) 2016, Minggu (4/12) yang digelar di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand, kelas Underbone 130cc. Pada race pertama(3/12), Wahyu hanya mampu finish kelima dan terpaut 2 point di puncak klasemen dengan Mohd Amirul Ariff Musa(Malaysia), nahh pada race kedua Wahyu berhasil finish terdepan dengan total waktu 17:16.687 dengan rata -rata kecepatan 126.51,, dan mantap menjuarai ARRC 2016. Laga ini merupakan turnamen/musim terahir di 2016, dan Wahyu memuncaki klasemen dengan point 149, disusul Mohd Amirul Ariff Musa(Malaysia)(133), dan Md Izzat Zaidi menempati peringkat ketiga (Malaysia)(117 poin), dengan point itu Wahyu Aji Trilaksana menjadi juara di kelas Underbone 130cc.
Baca Juga:
- 5 Rahasia Cowok Humoris Ngapak yang bikin hati Cewek Klepak-Klepek
- Ini Pelawak Legendaris Asal Ngapak, Banyumasan
- Susunan Komite Basa Penginyongan, Barlingmascakeb
Dalam debutnya bersama tim TPK48 BKMS Indonesia, Yamaha, Wahyu berhasil mengumandangkan Lagu Indonesia Raya di Thailand, Sirkuit Chang. Nahh, berawal pada AARC Race ke 4 yang dilangsungkan di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Wahyu menduduki puncak klasemen dengan 88 point, dengan turnamen terahir/penutup Kemenangan di AARC 2016, Wahyu menjadi pembalap ketiga Indonesia yang memenangi Underbone 130cc, yaitu Hadi Wijaya dan Gupita Kresna Wardhana.
Ada yang unik pada AARC 2016, Tahiland, Wahyu saat di podium mengunakan kostum pewayangan, Gatotkaca, dalam tokoh pewayangan Gatotkaca mempunyai sifat dan perwatakan: berani, teguh, tangguh, cerdik pandai, waspada, gesit, tangkas, tabah dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Owhh yaa, kalo orang Banyumas dengan watak/karakter Bawor, Cablaka - apa adanya, jujur, transparan, sederhana, jika dikombinasikan dengan karakter Gatotkaca akan membentuk suatu yang woww. Memang ada perbedaan nama dalam tokoh Wayang, Contohnya: Nama Bawor hanya ada/digunakan di daerah Banyumasan, dalam pewayangan, Wayang Banyumasan, berbeda kalo Wayang wetan, Yogyakarta nama Bawor tidak ada dalam pewayangan, melainkan Bagong. Karakter Bawor dan Bagong itu sama dalam pewayanagan, sama halnya dengan Wayang Golek dari Sunda, Cepot yang sering dilakukan/mainkan oleh Sule. Bawor yang melekat kuat menjadi jati diri masyarakat Banyumas dan dituangkan dalam/menjadi maskot/ikon Banyumas, merupakan bagian dari budaya masyarakat Banyumas yang merupakan hasil cipta rasa karsa manusia Banyumas. Karakter Bawor lainya yang egaliter(bersifat sama, sederajat: wikipedia) membuat hidup berbarengan, kesetaraan, selain itu suka guyon, tapi guyonannya akan berbeda khususnya Banyumasan, pasalnya guyonan ini di dalamnya terkandung wacana kritis, pendidikan moral, dan nilai-nilai kearifan lokal, gak heran jikalo Dagelan(Guyon, Joke) bisa dibilang menjadi salah satu tradisi Masyarakat Banyumas.
Foto: motorsport.com
Foto: motorsport.com